Bahan Bakar Minyak Bahan Bakar Mahal
Setia mengikut perkembangan di indonesia melalui detik.com. Pertamax sudah mencapai 9.100 an ya per liter, gilaaaa (padahal ngidam pengen beli motor cowok kalo dah ada di indo). Dan bulan Mei ini BBM akan naik lagi 30% karena subsidi yang membengkakkan APBN, bermuasal dari harga minyak dunia yang dengan langgengnya menembus 120 US Dollar per barel (perkiraan tahun ini bahkan bisa menembus 200 US Dollar per barel).
BBM selalu menjadi isu sensitif di tiap perjalanan hidup suatu negara. masih ingatkah kita akan upaya reformasi? Pemberontakan masyarakat karena pemerintah menaikkan harga minyak menjadi salah satu pemicunya. Tahun kemarin kejadian hampir serupa juga terjadi di Myanmar yang menjadi sorotan internasional. Mungkin kita seringkali bernostalgia ketika harga bensin masih Rp. 700 per liternya.
Pertanyaannya : apakah kebijakan menaikkan harga BBM itu tepat? jawabannya tentu ada dua macam. Ya dan Tidak.
Ya. Karena negara kita akan bangkrut jika tidak menaikkan harga BBM saat ini dengan kondisi pasar dunia yang benar2 kacau. Mensubsidi 300 Juta penduduk indonesia tidaklah semudah mensubsidi penduduk negara2 kecil lainnya, apalagi untuk negara2 lain yang penghasil minyak termasuk Iran. di negara2 itu, harga bensin masih bisa disubsidi sebesar Rp 2500 perliternya karena Iran selain penghasil minyak, penduduknya juga hanya 70 Juta jiwa. Siapakah Penerima paling besar subsidi negara kita? pengguna BBM di indo adalah mobil, motor. dan yang paling utama adalah industri, juga Pembangkit Listrik kita yang sebagian besar masih berbahan bakar solar.
Namun argumen terakhir ini juga bisa membawa kita kepada jawaban tidak. Bagaimana jika tidak disubsidi. Ekonomi kita akan lumpuh. Motor dan alat transportasi lainya akan sangat fital menggerakkan roda perokonomian. Rakyat Miskin yang memang hanya terbiasa memasak dengan minyak tanah akan sangat menderita. rasanya membayangkan harga Gorengan bala-bala (kubis digoreng, aduuuh apa enaknya sih, secara pribadi saya bukan penggemarnya) naik menjadi 1000 Rupiah per potong aja hati sudah miris. Apalagi makanan lain yang semua produksi dan distribusi di gerakkan oleh Bahan Bakar Minyak. Kenaikan ini akan merambat ke mana-mana. Inflasi merajalela. Uang tidak akan berharga ketika suku bunga bank lebih kecil daripada tingkat inflasi itu sendiri (kita menyimpan uang dapat 8% sebulan sementara inflasi 10% per bulan, amblas lah nilai uang kita).
Apa yang dilakukan pemerintah Indonesia sekarang, masih kebijakan yang menurut saya tradisional sekali. Rakyat dipaksa menderita. Hibur sejenak dengan BLT (Bantuan Langsung Tunai). Kemudian tinggalkan. Kebijakan yang pernah dibuat 2 tahun kemaren. Cobalah evaluasi, ada manfaatnya kah BLT selain ketika pengambilannya menciptakan berita di Televisi karena selalu diwarnai keributan (Ya Allah, melihat Ibu2 tua terpaksa mengantri bantuan tersebut…). Dengan tidak bermaksud merendahkan masyarakat kalangan bawah, dan melihat kenyataan bahwa kemiskinan akan berbanding lurus dengan rendahnya pendidikan, kita dapat melihat BLT akan tidak membawa manfaat jangka panjang. BLT yang diterima akan keluar begitu cepat, dipergunakan untuk hidup konsumtif ( beli pulsa HP), atau mungkin tragisnya, memang terpaksa digunakan untuk beli makanan dan selesai! belum tentu mereka bisa sampai menyambut BLT selanjutnya.
Mencoba memahami keadaan di Indonesia dengan apa yang saya jalani sekarang. Inflasi memang ada di Eropa sini. Tapi saya rasakan berbeda sekali, saya tidak terkena dampak langsung dari inflasi, dibandingkan ketika di indo mungkin saya akan lebih sering mendorong sepeda saya yang kehabisan bensin, dari 2 minggu sekali menjadi 2 hari sekali. Saya tidak pernah tahu harga bensin di sini berapa. Mayoritas orang disini juga mungkin begitu, walo umur udah bangkotan 40 tahun, mungkin memiliki kendaraan pribadi adalah sebuah KEMEWAHAN yang begitu dipertimbangkan untuk dipenuhi, sedangkan di indonesia adalah KEBUTUHAN. Kita masih bisa naik kereta, tram, metro, yang kenaikan harga karcis nya tidak mencapai 10 persen : sekitar 30 – 50 sen, dari harga semula 6 euro sekian. Alat transportasi umum disini adalah penggerak ekonomi! bayangkan ketika pagi orang lalu lalang menuju kantor, berlari-lari mengejar kereta menuju ke kantor di kota sebelah (itu saya..). Kota tetangga bahkan yang paling jauh pun bisa dicapai dengan kereta dan alat transportasi lainnya. Tempat2 wisata seperti pantai juga begitu, bisa dijangkau dengan mudah melalui alat transportasi umum. Bayangkan jika ada kereta dari malang ke pulau sempu yang bisa ditempuh hanya dengan 30 menit…Saya yakin ekonomi bisa bergerak dengan cepat.
BLT? perlu dipertimbangkan. Tetapi yang pasti lupakan subsidi. Negara dengan penduduk sebesar Indonesia, tidak mampu memanajemen penggunaan subsidi dengan baik. BLT adalah kebijaksanaan yang temporer, yang perlu dilakukan adalah gunakan uang tadinya digunakan untuk subsidi menjadi sebuah sumber daya untuk membangun kekuatan-kekuatan vital ekonomi seperti transportasi publik tadi, bangun sebuah lapangan kerja padat karya, ciptakan sebuah gerakan kebangkitan dan kesadaran (kesadaran untuk berhemat, kesadaran untuk bekerja dan berkarya, kesadaran untuk berbakti) nasional. ciptakan sebuah kebijakan yang berbalas jangka panjang, mungkin kita sebagai bangsa selalu terburu-buru meminta hasil instan. Kuatkan pondasi pendidikan kita karena di sanalah tunas2 bangsa akan terbentuk dan tumbuh. Bukan hanya ajaran yang menghasilkan masyarakat hedonis dan konsumtif (malu melihat diri sendiri, lihat aja di awal tulisan dah ngidam motor…), tapi pendidikan yang mengajarkan welas asih, kemauan, keras hati, dan kemampuan untuk mengabdi kepada Tuhan, Bangsa dan negara. karena kenyataannya kita masih jauuh dari itu (mau lihat refleksinya : Sinetron, acara TV, film ML ( Ya Allah… ampunilah hambamu yang bergelimpangan dosa ini).
Butuh kepemimpinan yang kuat dan keras kepala untuk mewujudkannya (GusDur? mengurusi satu partai saja sudah pecah amburadul. Mega? Mau dijual kemana negara kita. SBY? kurang kuat dan tegas, lapindo pun entah akan dibawa kemana). Secara pribadi saya penggemar seseorang pemimpin yang belum menyatakan akan mencalonkan diri menjadi presiden. Tetapi yang pasti ayo jiwa muda tunjukkan kita bisa!
Apalah saya ini.
-Diemen, 14 Mei 2008 –
siapa? Sri Sultan? Susah. Ketika semua figur yang “nampaknya” bisa memimpin, begitu ada di atas, perilakunya ikut2an cupu.
nggak yakin bisa membawa perubahan di indonesia dengan mengandalkan sosok presiden yang ideal.
kalo individunya baik dan asli baik dan istiqomah (tetep baik terus2an), tapi jajaran di bawahnya nggak ngkutin, rakyatnya juga nggak mau peduli, menyerahkan semua urusan ke pemerintah…
saya sendiri udah hilang rasa percaya, terhadap bangsa… hehe. maaf ye.
whoa… jadi penasaran siapa sih “sang pemimpin”… (tapi pasti nggak mau jawab atas nama dendam >:p)
sebenernya sama ama bung antok, saya juga udah hilang kepercayaan sama bangsa (dan selalu tersenyum klo ingat puisinya Taufik Ismail… Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia)
tapi klo saya pikir lagi… apa itu berarti kita hilang kepercayaan pada diri sendiri ya? karena (“seharusnya”) kita yang jadi pengubah (proaktif vs reaktif… ummm 7habbit skali yak…) pengubah kondisi masyarakat yang apatis, hedonis, dan xxx-is lainnya (asal bukan anis) jadi masyarakat yang kondusif, hingga pemimpin pun bisa dipilih dari mana aja sesuka hati (karena pemimpin itu cerminan masyarakatnya)
itu idealnya sih… lagipula (ngikut tulisan penutup ah walau terkesan merendah nggak jelas…) apalah saya ini
BLT emang seperti peredam sakit sementara. Buat meredakan kerusuhan, mengalihkan perhatian rakyat kecil. Pemerintah perlu mengambil keputusan berani. Dan yang lebih penting lagi, kita mesti mendukung keputusan itu secara menyeluruh. Biar negara ini bisa selamat.
Terakhir beli bensin, Pertamax+ udah 9000 sih. Ntah sekarang jadi berapa lagi. Heboooh… Ngasi minum ROGUE 1 liter, uda bisa buat makan ayam penyet ama teh botol. Huuks… T___T
BLT (katanya) kan cuma buat ngelus-elus rakyat aja. Yah saya juga dah rada mati rasa ama keputusan2 yang bakal diambil di masa-masa ini. Mungkin beneran perlu pemimpin yang berani dan jadi agent of change *halah* buat bangsa Endonesa.
Emang disini yang naek selaen harga strippenkaart (dari 6,7 jd 6,9) ama roti tawar AH (dari 0,53 jadi 0,64) apa aja feb? 🙄
Feb… Terusin aja itung-itungnya…. Teruuusssss…. Puwas? Puwas??
komennya dihapus ajahSUTIYOSO FEB? haha buktinya didemo kayak apapun, taman menteng tetep jadi, busway tetep jalan, banjir tetep melanda, waterway tetep dipaksakan. TEGAS dan Keras bukan??
Vote Febrian Aris Rosadi for the next President!
*junk doang bisanya! kaburr*