Bi Anis punya pacar!
Benere agak canggung juga nulis postingan tentang ini, ya rasanya sebuah peristiwa besar sehingga terlalu sulit dijelaskan dengan kata-kata. tapi tanggal 12 Agustus 2009 kemarin, kami merayakan 1 bulan masa pacaran kami!
“Bi Anis punya pacar!”, secara spontan diteriakkan oleh si Alif, keponakan kami, putra A Enang. Saya sih senyum-senyum aja. Mungkin dipikiran seorang anak kecil : ini siapa to kok tiba2 sering muncul di rumah, mana minta-minta makan hahaha. Yah semenjak bulan juli kemaren memang frekuensi saya main ke rumah negla meningkat dengan tajam, bahkan menginap segala hihihi.
Keluarga bahkan sempat menemani saya berkunjung ke rumah negla, secara resmi dimulai 3 oktober 2008 lalu. Ayah, ibu, kakak saya datang membawa beberapa oleh2 dari Malang dan mengutarakan maksud saya secara resmi, dianya hanya menjawab dengan pipinya yang memerah, kata sang kakak. Dan kami kembali pada 11 Juli 2009, kali ini dengan pasukan lebih lengkap. 12 bude dan bulik dari keluarga ibu ikut semua! Bahkan teman-
teman, Bram Rukma dan Ukas ikut pula menyertai, rukma terutama saya serahi tugas sebagai “unofficial photographer”. Rombongan datang pada sebuah acara sederhana yang biasanya disebut oleh orang dengan “seserahan”, ada pisang, ada kelapa, baju, kosmetik, wis saya ndak terlalu ngerti, tapi intinya sebagai acara silaturahmi antara dua keluarga. Saya datang dengan seragam batik rapi jali, tapi memang gak sempet ketemu sama teteh, disembunyikan sebelum hari besar katanya.
Hari H, 12 Juli 2009! Setelah subuh, bahkan dari malam sebelumnya, perasaan saya hanyalah : Tegang. Percayalah kawan, ternyata ketika dari jauh hal yang rasa-rasanya bisa dilalui dengan lancar, ternyata begitu tiba waktunya… dag dig dug ndak karuan…. Kami harus menghadapai sebuah acara seremoni resmi yang nantinya mengubah kehidupan kami berdua, wah. Buat saya juga adalah sebuah tanggung jawab bahwa saya akan menjadi teman seumur hidup, sahabat, rekan, partner, kekasih, dari seseorang yang sebelumnya hampir asing. Memang sempat tertegun membayangkan kesulitan yang memang akan dan pasti dihadapi sebagai bagian dari cobaan pernikahan, tapi saat itu juga saya percaya pasti ada kemudahan karena memang telah ada janji dari Allah SWT, semoga kemudahan diturunkan untuk kami.
Dibalut * haduh bahasanya * pakaian adat berwarna putih, bercelak hitam, berbedak putih, yang mengingatkan saya pada pemain ludruk di masa TVRI, saya mulai keluyuran antara kamar dan ruang utama untuk menghilangkan ketegangan. Teman-teman saya, Yus Rukma Bram Ukas Cuco Dhean Neni Dini Lely (you are the best guys!), juga datang dan sempat menyaksikan penantian saya :p, mereka nantinya harus menemani saya berpakaian adat karena menjadi bagian dari pagar ayu dan pagar bagus di acara resepsi nanti haha.
Akhirnya saya dijemput! pihak wakil pemerintah, keluarga perempuan sudah siap, sehingga kami dari pihak keluarga laki2 juga harus menyiapkan diri pula. Akad akan diadakan di gedung dimana walimah juga diadakan. Setelah melalui sebuah sambutan hangat pihak keluarga perempuan, akhirnya masa-masa yang menentukan tiba juga. Saya didudukkan berhadapan dengan wali si teteh, A Agus sebagai kakak tertua.
Doa demi doa, khutbah demi khutbah, sungguh saya ingin resapi menjelang masa2 yang menentukan itu. Dan ketika penghulu mulai menyiapkan surat, saya percaya saat nya telah tiba :D. Sempat diulang karena pihak wali terbalik menyebut nama saya (Bram cerita dari pengalaman kakaknya, bahwa wali tidak kalah tegangnya dibanding pengantin perempuan lo), terucaplah kalimat itu dari mulut saya
“Saya terima nikahnya………
SYAH!!!
wow, secara sekejab situasi berubah, ketegangan menjadi keceriaan yang tiada tara. saya menghadapi situasi baru bahwa sekarang saya sekarang suami seseorang… tapi tidaklah lengkap bila sang bintang lapangan satunya belum muncul… MC nya pun mulai menggoda ” cari dong ” …dan dari belakang ada sosok memakai baju putih senada dengan saya, cantik… dan saya dengan hati berbunga-bunga menggandeng tangan si teteh.
Wah gak mau ngalor ngidul ah, takutnya menjadi narasi yang bertele-tele, itu kenangan yang telah berlalu sebuah kebahagian yang saya ingin simpan dan ingat terus, rasanya masih belum percaya bahwa ternyata kami sudah membentuk satu keluarga kecil 🙂
bahwa ketika dalam masa bahagia ini kami harus berpisah untuk sementara, saya harus kembali ke belanda dan dia di bandung, sama sama berusaha untuk menyelesaikan amanah dan mengejar cita-cita…
bahwa kami masih perlu belajar untuk menjadi seorang teman, sahabat, rekan kekasih, ayah yang baik, ibu yang baik (sampai berpisah beberapa lalu, ternyata belum muncul tanda anggota keluarga ketiga kami :D. mohon doanya), dan juga anak yang berbakti…
bahwa nantinya waktu akan membuktikan kami manusia yang masih jauh dari sempurna dengan kesalahan, semoga kami akan saling mengerti dan memahami….
saya sayang si endut, dan semoga kami berdua selalu dalam ridho Allah di kemudahan maupun kesulitan…
dan bi Anis pun punya pacar! 😀