Arsip untuk September, 2015

Saya dan SOA : Pengenalan

Mungkin kalo orang bilang, telat ngomongin SOA, sekarang udah jamannya Big Data, Analytics, bahkan Internet of Things. Namun jangan salah. Kalo di Indonesia, ada baiknya kita tidak memulai dengan hal yang muluk-muluk. Sudah sering saya melihat korporasi yang bahkan untuk implementasi Business Intelligence (BI) berakhir menjadi sesuatu yang sifatnya jika dipajang tampak bagus, namun dari sisi manfaatnya terasa kurang. Banyak yang dijanjikan, banyak peluang, tapi di dunia nyata realisasinya mandek, bukan salah barang atau teknologinya, tapi ya rasanya maturitasnya yang belum mencukupi.

SOA adalah Service Oriented Architecture, semua dianggap sebagai service. Kenapa harus menjadi service ? agar yang lain bisa memakainya. Service atau layanan ya kalo di dunia nyata ya seperti ada layanan membetulkan AC, layanan pengurusan Akte Kelahiran (nah yang ini saya juga baru memanfaatkan jasanya hehe), ya semacam itu lah. Dan agar layanan itu berguna, layanan-layanan tersebut diumumkan oleh sang pembuat layanan (Service Provider) dan buat konsumen (Service Consumer) yang tertarik, mereka akan jelas tahu apa yang ditawarkan layanan tersebut dan jika sepakat, mereka akan memakainya, namun terlebih dahulu antara Service Provider dan Service Consumer tersebut haruslah berkomunikasi.

Manfaatnya apa toh ? Jika service tersebut ada dalam suatu perusahaan, tentunya yang paling kebayang ketika suatu proses membutuhkan service tersebut, proses tersebut tinggal menggunakan kembali apa yang sudah ada (Reuse). Buat apa susah-susah bikin lagi. Kalo sudah seperti itu, tentunya waktu dan usaha yang diperlukan untuk membuat sistem baru, proses baru, atau layanan yang isinya terdiri dari layanan-layanan lain (composite) tentunya akan lebih cepat

Jika sudah cukup maju, yang namanya service tentu bisa ditawarkan ke pihak luar. Sudah banyak contoh yang bisa dipakai : service buat ngecek kurs di Bank Indonesia, service buat ngecek ramalan cuaca. Jika memang perusahaan punya kemampuan untuk membuat layanan yang ternyata orang lain butuh, kenapa tidak ?

Kalo dari sisi teknis, ada lagi manfaat Interoperability. Pihak lain hanya perlu tahu definisi layanan dan apa yang ditawarkannya, tidak perlu lah tahu teknologinya pake apa. Kalo di contoh saya ya saya gak perlu tahu tadi si biro jasa ngurus akte kelahirannya mau naek angkot, GoJek, ato taxi buat ke kantor sipilnya hehe. Dengan ini juga, sebenarnya si tukang buat layanan bisa mengganti seenak udel dia mau pakai cara apa buat memenuhi “janji” layanan tersebut.

Perjalanan Baru

Saya memulai perjalanan baru.

Beberapa orang yang cukup dekat dengan saya pasti tahu bahwa beberapa waktu lalu saya mengambil persimpangan jalan yang berbeda. Ada beberapa alasan yang membuat saya akhirnya memutuskan hal terse but :

Melihat “pemandangan” yang berbeda.

Di waktu yang lalu, ada sedikit kebingungan untuk memandang posisi saya dalam mungkin 5 tahun ke depan, dan ketika saya melihat sekitar, apa yang rekan-rekan saya lakukan, saya merasa bukan ini yang saya ingin lakukan. Ada hal-hal lain yang saya ingin pelajari, dan fokus ke suatu hal yang memang saya merasa nyaman, Ketika peluang itu datang, peluang untuk belajar lebih banyak di suatu hal, saya ingin mencobanya.

Kesempatan baru. 

Saya sedikit tertahan di tempat yang lama, bahwa saya sudah mulai berhenti untuk “belajar”.  Mungkin ada banyak peluang, tapi entah kenapa saya akhirnya terbawa ke jalan lain mungkin hanya bagian dari rutinitas. Kalo mau mengambil metafora, situasinya seperti botol di atas laut, saya hanya menunggu ombak datang, dan kemudian ombak yang lain datang kembali, dan berharap suatu saat ombak-ombak tersebut akan membawa saya ke suatu tempat.

Waktu. 

Yang ini sangat sederhana. dengan kehadiran si kecil yang baru beberapa bulan, saya ingin pulang ke rumah dan masih melihat mereka bermain.

Ada yang sudah menjadi masa lalu, dan saya coba menatap ke depan. Saya bukan orang yang ambisius, tapi saya hanya ingin menjadi orang yang berkontribusi dan menjadi orang yang bermanfaat, tidak seidealis orang-orang yang misalnya membangun sekolah untuk orang-orang miskin, menciptakan lapangan pekerjaan, tapi saya ingin menjadi orang yang bermanfaat atas apa yang saya kerjakan. Itu saja.

Wish me luck :).

PS :

Ada satu hal yang ingin saya kurangi, yaitu kebiasaan mengeluh. Berharap tulisan ini tidak menjadi suatu keluh kesah, tapi pengingat saya untuk tidak menyia-nyiakan yang telah saya tinggalkan dan menatap ke depan.

Kenapa mata ada di dapan ?