Arsip untuk Juni, 2007

Tubuh oh Tubuh

Thanks for jeng otakusut yang udah mo ngajak temen mu yang ‘ndeso dan katrok’ ini menikmati kehidupan glamor di kota

Gimana ceritanya?
Suatu hari, temen saya, otakusut, mengajak saya fitness, berolah raga mengolah tubuh agar otot-otot muncul di tempat seharusnya, bukannya malah digantikan oleh lemak yang membabi buta meminta tempat, di sekitar perut, pant*t, menggelembungkan badan saya yang berat badannya berkisaran di 70 kg ini. Chubby Eby...

Nah, dapat tawaran fitness, pikiran saya melanglang menjelajahi imajinasi terluas di alam ide saya, bahwa suatu saat saya akan memiliki perut kotak, badan tegap, dada ideal, pant*t berbentuk, wuiii. Tidak ada salahnya mencoba.

Akhirnya ya, saya sanggupi tawaran si otakusut, tempatnya di Hotel Jayakarta Bandung kecamatan coblong Dago Atas, belok dikit ke kiri sebelum SPBU dago atas, yang ada warung nasi di seberang jalan, deket mikrolet Dago kelapa ngetem… udah ah deskripsinya :p, Biayanya ? Masya Allah, denger penjelasan si otakusut, saya shocked, jantung saya dipaksa fitness ria duluan. 500 ribu jeng kalo mau jadi anggota 3 bulan… pilih alternatif yang lebih murah aja ah, 35 ribu per dateng kalo dateng sama member… gak papa lah, setidaknya tidak seperti pilihan sebelumnya yang mencapai setengah dari uang yang saya dapet tiap bulan hehehe

Coba dateng suatu hari ditemani otakusut. Tegang. Dan dengan bodohnya saya cuman bawa sandal dan akhirnya kena tegur sama instruktur , maaf kakak, coba sepeda dulu ah, katanya bagus buat pemanasan.

Puas bersepeda yang saya gak tau apa faedahnya selain untuk pemanasan heheheh, Saya mulai menjelajahi ruang fitnes yang ternyata cuman segede upil, eh maksudnya gak gede-gede amat. Ada banyak alat, saya disuruh mencoba yang melatih otot bahu dulu 15 kali, depan belakang, diulang sebanyak 3 set. Ah gampang.. terus latihan dengan alat pelatih otot paha, ah gampang…terus latihan otot dada, ah gampang…terus latihan otot perut, sit up dan back up, ah gampang…. terus latihan otot kaki… ah gampang….Latihan barbel, ah gampang…. Badan megal-megol, kanan kiri, tangan naik turun, taris napas keluar napas, Ndak kerasa apa-apa tuh, rasanya tubuh ini bekerja biasa-biasa aja.. tunggu nanti feb…

Ternyata cukup segar juga olahraga pagi-pagi, kemudian saking penasarannya, pengen coba sauna. Masuk sauna, sempat megap-megap kemanasan karena ngasih air kebanyakan ke pemanasnya… huaaaah, moga-moga jerawat di muka dan hidung ini ikut erupsi deh. Pengen renang karena disana kolamnya bersih banget dan ada kolam panasnya, tapi masih belum sempat..Tapi akhirnya puas, bisa nyoba apa yang teman-teman lain ceritakan dengan penuh semangat. Saya aja yang belum pernah mau nyoba, terus aja cari-cari alasan dan akhirya badan saya gantian beralasan ke saya hehehe

Telpon berdering, ternyata saya nyolong kunci, kunci loker kebawa dan belum saya balikin huehehehe

3 hari 3 malam berikutnya setelah itu, saya menghabiskan waktu berdamai dengan otot seluruh tubuh, beneran seluruh tubuh (berarti latihannya berhasil…) yang rasanya pegal-pegal dan keberatan untuk digerakkan, seluruh sendi rasanya keras banget, tangan buat ngangkat buku aja susah banget…

ah gampang….. sukurin lu feb

Stateless

Ada satu hal yang ingin saya coba pelajari akhir-akhir ini.

Pengalaman berkata bahwa saya adalah orang selalu mengandalkan bicara. Dengan bicara, saya coba men-state sesuatu yang saya ingin saya lakukan. Namun selanjutnya? Saya berhenti hanya bicara saja. Saya berhenti di saat saya merasa sudah puas memberikan suatu statement, suatu janji, suatu komitmen, terkadang janji saya begitu muluk dan indah dirasa, statement untuk diri saya sendiri maupun untuk orang lain.

Saya masih orang munafik. Yang saya katakan dan utarakan, bahkan saya tulis, terkadang saya ingin lupakan begitu saja ketika keadaan saya rasa tidak menguntungkan saya.

Saya harus sadar bahwa perkataan saya harus dapat saya pegang. Perkataan adalah sesuatu yang menjadi milik orang yang mengucapkannya, dan ketika itu keluar tidak dapat ditarik lagi. Kata-kata, kalimat, cenderung keluar dari mulut ini tanpa memikirkan konsekuensinya bagi saya sendiri. Seharusnya saya sadar, setiap apa yang saya ucapkan, akan sama dengan setiap apa yang kita perbuat. Ada konsekuensinya. Konsekuensi itu harus kita analisis benar-benar, mengerti faedah dan manfaatnya sebelum kita mencoba berbuat dan berkata. Seharusnya saya sadar ini dari dulu.

Janc*k. Setiap orang berbahasa ibu ‘Jawa’ mungkin tahu istilah ini, sebuah ungkapan kekesalan. Saya paling gak bisa ngucapin satu kalimat itu. Kalau saya sudah mengucapkan kalimat itu berarti saya sudah marah besar dengan seseorang, yang saya sudah tidak bisa memahami lagi apa yang harus saya perbuat ketika saya marah. Kenapa saya tahan? karena saya paling sakit hati ketika menerima ucapan itu, benar bahwa saya paling tidak suka ketika orang lain bicara langsung
kalimat itu dan ditujukan ke saya, berarti ketika saya mengucapkan itu ke seseorang saya harus yakin orang itu pantas untuk mendapatannya…

Sebenarnya itulah ucapan. Ada akibat rasa, kehendak, pikiran yang ikut melayang menemani kalimat-kalimat yang keluar. Statement yang kita buat, termasuk dari ucapan kita, harus kita pegang….Kenyataannya buat saya? hahaha, saya sudah capek jadi orang yang suka berbicara tanpa ada tindakan, atau kalau ada tindakannya sangat sedikit yang mendukung ucapan yang
sudah keluar sebelumnya. Saya jadi orang yang, secara jujur, saya benci sendiri…

Jadi gimana Feb? Sekarang saya sedang mencoba melakukan tindakan dengan mencoba sedikit
mungkin memberikan statement, mencoba menghentikan pembicaraan yang saya sendiri belum bisa terima ketika pembicaraan itu menjadi rasa. Saya coba mengerti bahwa ada ucapan, pembicaraan yang tidak perlu terlahir. Saya perlu lebih men-drive tindakan saya tanpa perlu disertai dengan pembicaraan yang akan menggoyahkan tindakan yang ingin saya lakukan.

Cukup dengan tindakan saja. Stateless, sebuah kondisi tanpa statement bukan berarti actionless..

Happy or Sad Ending (spoiler alert!)

Sempat suatu hari mata ini terjentreng (masya Allah bahasanya) ke acara nickeledeon Lazy Town itu tuh yang cw suka nari-nari berambut merah muda hampir tiap hari tayang jam 8….”… Berputar dan menari…”

Alkisah, si cewek dan sang hero, Sportacus ini ditantang main bola sama sang villain, Robby. Yah namanya pelem buat anak-anak (walopun ditonton oleh saya yang udah berumur 22 tahun ini), maka sang hero walopun diakalin model apapun akhirnya menang juga. Dan ketika saya perhatikan, memang tiap edisi selalu berakhir happy ending…

Halo adik-adik….kakak mau bilang, dunia ini tidak seindah itu! Banyak pertanyaan yang bisa diajukan dan saya coba menampilkan sebagian di sini.

Pertanyaan pertama yang bisa diajukan adalah : 1. kita ada di pihak mana to? Di pihak yang benar kah dan di pihak yang salah kah? kalo di acara tadi, selalu tampak hitam putih, benar dan salah. Kenyataan berteriak lain. Dunia ini kadang ada di grey area, gak jelas apa yang benar dan apa yang salah . Dan kalo dipikir lebih lanjut juga, apakah semua orang harus ada di pihak yang benar? pasti ada juga yang kebagian peran berada di pihak yang salah jalan…kita kah itu? bisa juga kan?

Pertanyaan kedua pun muncul menyembul-nyembul : 2. apakah pihak yang benar selalu menang? hmmm bahkan banyak film yang coba membantah itu.

Pan’s Labyrinth, sebuah film dengan akhir yang baik walopun tergolong sad ending. San g pencinta lullaby akhirnya harus meninggal dengan tragis, walaupun orang pasti dengan gampangnya bisa meletakkan dia di deretan pihak yang benar…Break Up? akhirnya dua orang itu putus juga..padahal semuanya udah hampir benar dilakukan, sayangnya mereka tidak berada di jalur waktu yang benar. Little Miss Sunshine menampilkan si kecil yang tidak berhasil juga menjadi pemenang kontes ratu-ratuan itu, apalagi mereka harus diusir. Click ? di hampir akhir cerita, ditampilkan bahwa adam sandler harus meninggal walopun akhirnya dijelaskan bahwa itu cuman mimpi aja.

Dari kasus click, masih ada pakem yang pengen dipegang bahwa film harus berakhir bahagia or happy ending dengan maksud bahwa film tetaplah harus menghibur, menyenangkan dan tidak membuat sedih. namun kalo saya pikir banyak juga pihak yang cukup senang dengan sad ending yang hampir ditampilkan, bahkan serasa aneh kalo yang ditampilkan malah yang berakhir happy ending. Seperti misalnya film penderita HIV (aduuh lupa judulnya) yang harus diakhiri dengan kematian sang penderita, karena jika tidak ditampilkan seperti itu, hanya satu kata…tidak akan sesuai realita!! bahwa HIV memang belum bisa disembuhkan itulah hal yang tetap harus ditampilkan.

Ah film tidak harus sesuai kenyataan kok.. yup betul, film tetaplah harus menghibur sehingga banyak film yang mengambil tema-tema fiksi dengan mengambil setting dan cerita yang sama sekali berbeda dengan kenyataan. Namun yang ingin saya sampaikan bahwa film harus tetap bisa memberikan pesan. Acara anak juga harus bisa mengajarkan banyak hal ke anak, bagaimana dunia bisa dipandang dengan benar. Jika kita mengalami sad ending apakah kira berada di pihak yang salah? bisa iya bisa tidak. Jika kita emang salah, kita harus belajar memperbaikinya. Jika kita emang benar, kita harus terima bahwa yang benar pun tidak selalu diberikan kemudahan untuk menuju happy ending kita. Semua orang pengen happy ending kan sebenarnya?

Sinetron? ah sampah

Dunia yang tidak berpihak

Kadang serasa sombong, dunia ngasih banyak ke aku suatu saat….
Namun kadang kala aku harus nerima ini, bahwa ada waktunya, dunia tidak menoleh kepadaku..
Aku belum tentu mendapatkan apa yang aku inginkan…
Saat itu, teman kuharap selalu ada….
dunia ini dan dunia kami
Mungkin berubah bukan dalam waktu hitungan detik, jam, hari, dan bulan..
aku yang harus melangkah..

Capek

Saya orangnya perfeksionis ya?

kadang itu membuat saya merasa capek, karena saya berkutat sama diri saya sendiri
namun itu juga yang membuat saya bangga jika telah berhasil memberikan yang terbaik

sayangnya akhir-akhir ini saya kehilangan daya juangnya..
yang tetap tinggal adalah kesenangan saya berkutat ama diri saya sendiri, apalagi kalo merasa sesuatu hal yang saya kerjakan belum terasa pas, tapi saya malas untuk memperjuangkan kesempurnaan itu sendiri

jadinya… saya lelet banget, gak mau maju.. karena merasa itu belum sempurna ….
Saya semakin jago nelat kalo ngumpulin tugas …

ah tah papa kau ini feb
sekarang paling tearasa adalah.. capek

Mimpi berteman dengan Impian

Mimpi datang tiba-tiba
Impian datang dari segumpalan harapan yang terus dibiarkan matang

Mimpi adalah sekilas cahaya
Impian adalah nyala

Mimpi hanya memanjakan indera
Impian membuat indera kita terjaga dan sadar

Mimpi mampu menerbangkan kita sementara
Impian mendaratkan kita dan membuat kita berharap akan sayap

Mimpi menjadi bunga yang spontan mekar memberi warna
Impian menjadi kumpulan tetes air memberi tanah kekuatan

Mimpi bisa serasa buruk mengiang di angan
Impian takkan pernah menjadi buruk

Mimpi memberi arah kita bangun
Impian memberi arah kita hidup

Selamat tidur teman, semoga mimpi menemanimu
Selamat berjuang teman, semoga impianmu menghampirimu

Maafkan aku manis, semoga hal buruk dapat menjadi sekedar mimpi
Maafkan aku manis…

Tapi aku terus berjuang bisa mendukung impianmu