ehm RPL ehm….
Ini karena saya kurang dengerin pas kuliah Rekayasa Perangkat Lunak.. atau saya nya aja yang males belajar :D. Tapi intinya saya bener2 bingung, mana yang method, mana yang teknik, mana yang sejarah, mana yang teknologi, mana yang struktur. Jadi ketika baca artikel yang menarik di Wiki, rasanya berpikir : “ooooooo gitu”.
Jadi, sejarah Metodologi Pengembangan Perangkat Lunak (Software Development Methodologies) dapat dijabarkan sebagai berikut :
- 1970s
- Structured programming since 1969
- Jackson Structured Programming since 1975
- 1980s
- Structured Systems Analysis and Design Methodology (SSADM) from 1980 onwards
- Structured Analysis and Design Technique (SADT) from 1980 onward
- Information Engineering (IE/IEM) since 1981
- 1990s
- Object-oriented programming (OOP) has been developed since the early 1960s, and developed as the dominant programming methodology during the mid-1990s.
- Rapid application development (RAD) since 1991.
- Virtual finite state machine (VFSM) since 1990s
- Dynamic Systems Development Method developed in the UK since 1995.
- Scrum (development), since the late 1990s
- New millennium
- Extreme Programming since 1999
- Enterprise Unified Process (EUP) an RUP extension since 2002
- Rational Unified Process (RUP) since 2003.
- Constructionist design methodology (CDM) since 2004 by Kristinn R. Thórisson
- Agile Unified Process (AUP) since 2005 by Scott Amble
Lucu ya…….
Yang perlu dipelajari sekarang kayaknya yang banyak digunakan aja. kalo dari RPL, rasanya yang nyantol cuman satu : RUP oooh RUP. saran saya ya baeknya oh baeknya semuanya dipelajari, dan dicari kebaikan dan kelebihannya. ndak terpaku pada satu (uhuk… R..uhuk…UP) methodologi aja. mungkin seru juga kalo di kuliah PPL (Project Perangkat Lunak) mahasiswa di suruh milih pake metodologi apa, kemudian dibandingkan proses kerjanya, jadi basis kuliah ndak hanya produk jadi aja. merambat oh merambat kemana aja. atau…apa saya nya aja yang dodol jadi selama kuliah cuman satu metode aja nangkepnya hehe.
Jadi oh jadi kok saya banyak pake kata X oh X di post ndak penting kali ini ya? cuman pengen nulis oh nulis aja hehe, ntar aja ah kalo mau bahas satu per satu.
PS : Dikutip dari wikipedia, akhirnya heran juga, EUP yang extensionnya RUP kok malah dikembangkan lebih dulu dari RUP ya :D, mari kita bergugel kawan…..
Menika katonipun 
banyak sejarah rpl membawa label programming, tapi kenapa praktisi rpl di Indonesia pada ‘alergi’ mrogram yah?
yen nangkep 1 metode disebut dodol nek ra nangkep blas disebut opo feb?
@pebbie : menurut saya praktisi nya yang terlalu mengotakkan diri. RPL di batasi pada tahap analisis dan desain yang cenderung ndak ada ngoding, tp mungkin bener kata peb, toh RPL bisa dimulai dengan kerangka coding yang baik yang diteruskan ke programmer. Jadi sinergi yang emang harus diutamakan.
@aulia : gini ul, nangkep itu maksude : ” ooo ada ya RUP….. ” hahaha. lha kalo ditanyain ciri2 RUP yang iterative, incremental wah…sesuai kata penutup saya, mari bergugel kawan 😀